TUYUL BERGAJUL DI PANGARAKAN 
Karya
Slamet Priyadi
Kampung Pangarakan kini sudah tak aman berjaya
Bukan karena perang antar suku, ras dan agama
Bukan karena perang antar suku, ras dan agama
Bukanlah 
pula  perang  antar warga 
penyebabnya
Bukanlah 
pula  karena  pencurian yang meraja lela
Tapi  karena 
seringnya  uang  hilang entah ke
mana
Hilang lenyap raib  penuh 
misteri  jadi tanda tanya
Peristiwa 
dan kejadian  seperti ini  berulang terjadi
Dialami 
oleh  para  tetangga 
terutama  aku  sendiri
Anehnya 
uang  yang  hilang 
kisaran  seratus ribuan
Baik  di  dompet, bawah kasur atau di  lemari
paka
Menyulut pertengkaran antar saudara saling curiga
Menyulut pertengkaran antar saudara saling curiga
Bahkan suami-istri saling tuduh tak ada
juntrungnya
Suatu ketika, aku  ambil gaji  di  Bank DKI
Cililitan
Jumlah 
uang  gaji  itu 
benar  berjumlah  lima jutaan
Sudah kulihat sendiri pada mesin yang
diperlihatkan
Oleh kasir bank DKI yang bersikap ramah sopan
Oleh kasir bank DKI yang bersikap ramah sopan
Dan, sudah kuhitung ulang pula untuk membuktikan
Kebenaran,ketepatan jumlah uang yang diserahkan
Setiba  di
rumah  aku  hitung kembali uang gaji di tas
Sungguh  aku heran bukan kepalang hatiku was-was
Uang  itu 
berkurang jadi empat juta lapan ratus 
pas
Peristiwa  sama 
dialami  pula tetangga depan rumah
Yang  berkisah akan keheranannya peristiwa kaprah
Yang terjadi di Kp.Pangarakan dan Kampung Sawah
Ketika  di
rumah adakan acara sunat masal bersama
Oleh Perhimpunan Dokter RS Cipta Mangunkusuma
Dan Perkumpulan  Alumni  SD Sabda Palon Jakarta
Kejadian 
uang  hilang secara  gaib kembali berulang
Ada tiga orang 
dokter yang  merasa  uangnya hilang
Padahal ada di 
dalam dompet yang masih dipegang
Dokter-dokter  itu seperti 
mengalami peristiwa aneh
Uang yang di dompet sebanyak dua ratus ribu
rupiah
Raib secara misterius lenyap dalam waktu
bersamaan
Lalu bertanya kepada istriku dengan rasa  keheranan:
“Bu, apa di
daerah ini ada orang yang pelihara tuyul?”
Jawab istriku: “Itu mungkin  saja, bu dokter! 
Karena uang
gaji suami saya, juga sering raib secara  
mengherankan setiba di
rumah ditarik tuyul bergajul!”
Minggu, 04
Januari 2015—12:37 WIB
Slamet
Priyadi di Pangarakan, Bogor
|  | 
| Salah satu dari tiga anak ular yg masuk ke dalam rumah | 
SEMAK
BELUKAR ITU SARANG ULAR
Karya Slamet Priyadi
Hujan rinai
yang  terus-menerus  sirami 
bumi pangarakan
Tumbuh-segarkan  segala 
tanaman  yang  ada di  halaman
Rumput gajah
dan tapak liman merah tumbuh berserakan
Jambu  kelutuk, jeruk limau, bluntas, dan
dondongg  jaran
Jikalau kita  bisalah  mengolahnya, 
dibuat  jadikan ramuan
Adalah  obat peurun darah, koreng, batuk, dan bau
badan
Sementara  tanah 
di  samping rumah tumbuh  semak belukar
Gumuk
Ilalang  semakin membesar menyebar jadi
sarang ular
Kobra, sanca  menjalar, ular hijau di  batang bluntas melingkar
Di batang
pohon mangga dua tokek jantan sedang bertengkar
Bertarung
rebutkan tokek betina yang lari bersembunyi di akar
Menanti sang
tokek jantan pemenang untuk hening berkelakar
Suatu ketika
cucuku buka tas tempat mainan yang ada di lantai
Tidak dinyana  di dalamnya 
ada ular kobra  kecil ke luar  lalu lari
Menggeliat-geliat
di lantai kemudian sembunyi di bawah lemari
Secepatnya  kuangkat  kugendong cucuku letakkan di atas kursi
Tak mau  ambil resiko, kuambil seciduk air panas dari
dispenceri
Lalu
kusiramkan  seciduk air panas itu ke ular
kobra sampai mati
Suatu ketika
di  dapur ada ular hijau ditumpukan
kacang panjang
Yang  akan  dibuat
sayur tumis kacang dan kembang paya lanang
Untung  saja 
istriku  lihat jelas ular itu yang  bergerak bergoyang
Istriku kaget
menjerit-jerit minta  tolong  akupun 
segera datang
Cepat
kuambil  pedang  yang  tergantung  di 
dinding sisi  wayang 
Lalu kutebas
leher  ular hijau itu hingga nyawanya pun
melayang  
Suatu ketika
saat menantuku hendak  pergi mandi di
siang bolong
Tiba-tiba, ia
berteriak-teriak, menjerit-jerit  keras
meminta tolong 
Di  kamar mandi 
ular kobra  besar  melingkar 
di kran air rempong
Segera  aku siram dengan air panas, ular melesat ke
sudut gorong
Kusiram lagi
ular itu dengan air panas sampai kulitnya mengelupas
Sebab
minggu  yang lalu  tetanggaku juga digigit ular hingga
tewas   
Belum lama ini
sekitar sebulan yang lalu pun ada tiga ekor anak ular
Masuk kamar
mandi  lewat saluran air yang lupa
ditutup batu besar
Ketiga  anak ular kobra itu terus  merayap 
perlahan-lahan menjalar
Menantuku
yang  satu lagi yang berani dan tidak takut  dengan ular
Tangkap ketiga
anak ular satu-satu, lalu dimasukkan ke toples besar
ketiga anak
ular pun disiram dengan air panas sampai mati terkapar
Sabtu, 03 Januari 2015 – 13:48 WIB
Slamet Priyadi di Pangaraka, Bogor


 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar