1000 hari Gus Dur. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko |
Merdeka.com
- Sebelum
meninggal dunia, Gus Dur sempat mengalami kritis. Namun di
saat kritis itu Gus Dur yang memang penyuka musik klasik
masih minta diputarkan musik karya Beethoven.
Menurut Wakil Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bambang Susanto yang menemani Gus Dur sejak pagi, hari itu (30/12/2009) Presiden keempat itu memang sudah terlihat sangat kritis.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Gus Dur akhirnya dibawa tim dokter ke ruang penanganan khusus setelah sebelumnya mengalami kesakitan.
Di ruang khusus, dirinya hanya bisa memantau Gus Dur yang sedang ditangani tim dokter dari televisi yang disediakan pihak RSCM.
"Kita tidak bisa masuk saat Gus Dur ditangani tim dokter. Kita cuma bisa mantau dari TV yang ada di luar ruangan. TV itu nyiarin kondisi Gus Dur yang sedang ditangani tim dokter," ujar Bambang saat berbincang dengan redaksi merdeka.com, Rabu (4/12) malam.
Namun sekitar pukul 15.00 WIB, salah seorang dokter meminta keluarga untuk membawakan CD musik Beethoven. Gus Dur saat itu sudah bisa bicara dan minta musik kesayangannya diputar.
"Terus gak berapa lama ada yang ngambilin dan langsung didengerin ke Gus Dur. Dari layar TV itu keliatan, Gus Dur lagi dengerin musik dengan headset. Jadi di kupingnya dikasih headset buat dengerin musik," ujar Bambang sambil menunjukkan foto yang dia ambil saat Gus Dur terbaring dan mendengarkan musik klasik itu.
"Wah gak tahu lagunya yang mana, pokoknya keluarga langsung bawa itu Beethoven. Dan Gus Dur dari dulu suka Beethoven, Mozart, pokoknya musik klasik dia seneng," terangnya.
Karena sudah bisa minta lagu, Bambang mengira Gus Dur berhasil melewati masa kritisnya. Tetapi dugaannya meleset, pendiri PKB itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 18.45 WIB. Gus Dur meninggal dunia sesaat setelah Presiden SBY menjenguknya.
Menurut Wakil Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bambang Susanto yang menemani Gus Dur sejak pagi, hari itu (30/12/2009) Presiden keempat itu memang sudah terlihat sangat kritis.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Gus Dur akhirnya dibawa tim dokter ke ruang penanganan khusus setelah sebelumnya mengalami kesakitan.
Di ruang khusus, dirinya hanya bisa memantau Gus Dur yang sedang ditangani tim dokter dari televisi yang disediakan pihak RSCM.
"Kita tidak bisa masuk saat Gus Dur ditangani tim dokter. Kita cuma bisa mantau dari TV yang ada di luar ruangan. TV itu nyiarin kondisi Gus Dur yang sedang ditangani tim dokter," ujar Bambang saat berbincang dengan redaksi merdeka.com, Rabu (4/12) malam.
Namun sekitar pukul 15.00 WIB, salah seorang dokter meminta keluarga untuk membawakan CD musik Beethoven. Gus Dur saat itu sudah bisa bicara dan minta musik kesayangannya diputar.
"Terus gak berapa lama ada yang ngambilin dan langsung didengerin ke Gus Dur. Dari layar TV itu keliatan, Gus Dur lagi dengerin musik dengan headset. Jadi di kupingnya dikasih headset buat dengerin musik," ujar Bambang sambil menunjukkan foto yang dia ambil saat Gus Dur terbaring dan mendengarkan musik klasik itu.
"Wah gak tahu lagunya yang mana, pokoknya keluarga langsung bawa itu Beethoven. Dan Gus Dur dari dulu suka Beethoven, Mozart, pokoknya musik klasik dia seneng," terangnya.
Karena sudah bisa minta lagu, Bambang mengira Gus Dur berhasil melewati masa kritisnya. Tetapi dugaannya meleset, pendiri PKB itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 18.45 WIB. Gus Dur meninggal dunia sesaat setelah Presiden SBY menjenguknya.
Gus Dur
memang sangat menyukai musik klasik. Menurut Hasyim Wahid (Adik bungsu Gus Dur)
kakaknya itu sangat menyukai Beethoven dan Mozart.
"Gus Dur selalu marah jika kehilangan dua maha karya (Magnum opus) musik klasik kegemarannya, simfoni nomor 9 Beethoven dan simfoni nomor 4 Mozart," ujar Hasyim Wahid dalam buku Gus Dur Ku, Gus Dur Anda dan Gus Dur Kita.
"Gus Dur selalu marah jika kehilangan dua maha karya (Magnum opus) musik klasik kegemarannya, simfoni nomor 9 Beethoven dan simfoni nomor 4 Mozart," ujar Hasyim Wahid dalam buku Gus Dur Ku, Gus Dur Anda dan Gus Dur Kita.
Kegemaran Gus Dur terhadap Beethoven dan Mozart
ternyata dia bawa hingga akhir hayat. Di saat kritis pun Gus Dur tetap diperdengarkan maha karya
keduanya.
[hhw]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar