Jumat, 03 Januari 2014

Mengenal Ajaran Syeh Siti Jenar By Slamet Priyadi



Denmas Priyadi: "Ojo Dumeh" - Jumat, 03 Januari 2014 23:51 WIB
 
Image, Syeh Siti Jenar by Slame Priyadi
Dalam sejarah perkembangan Islam di Jawa yang disebarkan para Wali Songo tidak lepas membahas salah satu wali yang ajarannya dianggap nyeleneh dan keluar dari ajaran Islam yaitu "Syeh Siti Jenar".

Syeh Siti Jenar dikenal sosok yang sangat cerdas dan terkenal karena ketinggian ilmunya. Ia mempunyai murid antara lain, Ki Ageng Tingkir, Ki Kebo Kenongo, dan lain-lain. Di perguruannya itu, Syeh Siti Jenar mengajarkan ilmu beraliran  Wahdatul Wujud  (kesatuan wujud) dengan melakukan ijtihad (kesatuan mutlak).

Penggambaran ajaran ijtihadnya itu mengumpamakan "Api dengan nyalanya, laut dengan ombaknya, dan bunga dengan sari madunya". Perumpamaan ini mengingatkan kita dengan ajaran tasaub Ibnu Arabi ( tahun 1165-1240 Masehi ) dan Al Hallaj (tahun 858-922 Masehi)

Syeh Siti Jenar juga dikenal dengan nama Syeh Lemah Abang bergelar "Prabu Satmata" atau raja yang tampak oleh mata. Ajaran Syeh Siti Jenar Manunggaling Kawulo Gusti sampai sekarang masih berpengaruh bagi aliran kebatinan Kejawen di Indonesia.

Ungkapan "mati sajroning ngurip", menurut Syeh Siti Jenar adalah mengajak manusia agar senantiasa "eling dan waspada", bersahaja, mengendalikan diri, mengurangi kenikmatan badaniah duniawi, bersedia lara samsara, tapa brata dan bersyukur meski dalam keadaan sulit. Perjuangan hidup di alam maya nan fana menurut Serat Bima Suci, berkait erat dengan upaya untuk memahami sangkan paraning dumadi, asal dan tujuan kehidupan yaitu husnul khatimah menuju perjalanan hidup yang membahagiakan.

Di dalam faham Kejawen (ngelmu), sangkan paraning dumadi adalah proses untuk menggapai kesempurnaan hidup yang bisa diperoleh hanya melalui laku atau prilaku ikhlas, bersyukur dan prihatin. Berkait dengan hal tersebut dalam kitab suci penganut mistik Kejawen "SERAT WIRID" masih terbagi lagi dengan "Asaling Dumadi" asal mula suatu wujud, "Sangkaning Dumadi" dari mana dan bagaimana arah perkembangan wujud itu, "Purwaning Dumadi" permulaan suatu wujud, "Tataraning Dumadi" martabat suatu wujud, "Paraning Dumadi" arah perkembangan suatu wujud. (SP091257)

Slamet Priyadi
Bumi Parakan, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar