Denmas Priyadi: "OJO DUMEH" - SABTU, 28 Desember 2013 09:36 WIB
Slamet Priyadi |
Peristiwa ini terjadi pada saat "Perang Salib" berkecamuk antara pasukan Islam dan Kristen. Sultan Nouruddin Zengky dari Syria yang ikut serta
dalam peperangan itu, pada suatu malam bermimpi. Dalam mimpinya itu Sultan
bertemu Nabi Muhammad S.A.W seraya menunjuk kepada dua orang lelaki, dan
berkata: “Lepaskan aku dari dua orang
ini!” Sultan terkejut dan terjaga
dari tidurnya, kemudian beliau berwuduk dan sholat sunnat. Setelah sholat
sunnat, sultanpun tidur kembali, akan tetapi mimpi yang sama itupun kembali
terulang. Sultanpun bangun kembali dan berwuduk lalu shollat sunnat lagi.
Setelah sholat iapun tidur kembali, namun mimpi yang sama itupun datang lagi dalam
tidurnya. Mimpi yang berulang-ulang sampai tiga kali tersebut sangat
mengguncangkan pikirannya, lalu iapun mengutarakan ikhwal mimpinya itu kepada Jamaluddin Al-Mushally, seorang wazir
yang saleh. Mendengar cerita dari Sultan Nouruddin Zengky tentang mimpi yang
dialaminya tersebut, Jamaluddin Al-Mushally berkata:
“Kenapa tuan masih di sini? Cepatlah kita berangkat
ke Madinah, akan tetapi rahasiakanlah mimpi tuanku itu jangan sampai ada yang
tahu!”
Ketika
tengah malam mulai menjelang, berangkatlah Sultan Nouruddin dan Jamaluddin
Al-Mushally bersama 20 orang pengawal dan pengiringnya dengan membawa
pundi-pundi mata uang emas, permata yang mahal-mahal.
Singkat
cerita, sampailah rombongan Sultan Nouruddin Zengky tersebut di kota Madinah, setelah beristirahat sejenak
lalu sultan mandi, berwuduk kemudian melakukan sholat. Tak lama kemudian ia
memerintahkan kepada pengawalnya untuk memanggil semua penduduk kota dan
mengatakan bahwa ia datang ke kota Madinah hanya untuk berziarah ke makam Nabi
Muhammad dan akan membagi-bagikan hadiah kepada seluruh penduduk kota Madinah
terutama bagi mereka yang tidak mampu.
Demikianlah,
Sultan Nouruddin Zengky kemudian membagi-begikan sebagian harta yang dibawanya
kepada penduduk kota Madinah, dan semua merata masing-masing mendapatkan
bagiannya. Akan tetapi ada 2 orang lelaki yang tidak mau menerima pemberian
dari sultan tersebut, dan hal ini merupakan keanehan tersendiri yang mengundang
pertanyaan di hati sultan, karena bukan suatu yang menjadi kebiasaan dari
penduduk kota untuk menolak pemberian sultan. Mendapati keanehan ini, Sultan Nouruddin Zengky kemudian memerintahkan
pengawalnya untuk memanggil ke dua orang lelaki tersebut untuk menghadapnya.
Ketika sultan melihat wajah ke dua orang lelaki tersebut, ia teringat akan
mimpinya, karena ke dua wajah lelaki itu sama persis dengan kedua orang lelaki
yang ada dalam mimpinya yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Menurut
informasi dari para penduduk setempat, ke dua orang tersebut bukanlah dari
Madinah melainkan pendatang yang berasal dari negeri Magribi, termasuk penduduk
yang baik dan saleh. Keduanya sering sholat di Raudhah Nabi
kemudian ziarah ke hujrah Nabi. Keduanyapun dikenal pemurah, sering berpuasa,
dan membagi-bagikan sebagian hartanya kepada fakir miskin.
Mendengar
laporan ini Sultan Nouruddin Zengky belum merasa puas, ia masih mencurigai
kedua orang tersebut, ada apa di balik segala sikap kebaikannya? Sebab di dalam
mimpinya Nabi Muhammad berulang-ulang bahkan sampai tiga kali agar
menyelamatkan beliau dari kedua orang ini. Oleh sebab itu untuk mengetahui
dengan mata kepala sendiri dengan apa sebenarnya yang telah diperbuat di
Madinah, sultanpun pergi sendiri ke rumah kedua orang lelaki itu untuk
mengetahui keadaan sesungguhnya keadaan ruang dalam rumahnya. Apa
yang didapat disana, ternyata di dalam rumah tersebut terdapat banyak harta
benda yang berlimpah, emas, perak, dan batu-batu permata yang mahal-mahal.
Kemudian didapatinya pula sebuah lubang yang setelah diselidiki ternyata menuju
ke hujrah Nabi (kubur Nabi).
Singkat
cerita, kedua orang Magribi itu kemudian ditangkap, diperiksa dan diberi
hukuman yang setimpal dengan kesalahan yang diperbuatnya menurut Islam. Dalam pengakuannya ternyata mereka adalah
bukanlah orang Islam melainkan orang Kristen yang sengaja dibayar oleh tentara
Salib untuk menggali dan mencuri jenazah Nabi Muhammad S.A.W. Setelah
mendengar, melihat, dan menyaksikan sendiri peristiwa tersebut, alangkah
terkejutnya umat Islam di kala itu, terasa gemetar sekujur tubuh mereka, geram
sekali. Apa jadinya jika upaya mereka sampai berhasil mencuri jenazah Nabi,
perlakuan ini sungguh tidak bisa ditolerir lagi, dan suatu perbuatan terkutuk
yang tak bisa dimaafkan. Akhirnya kedua orang tersebut mendapat hukuman setimpal yaitu dihukum mati. Kiranya
demikianlah ta’wil mimpi Sultan Nouruddin Zengky itu. Kemudian atas perintah
beliau pula, di sekeliling hujrah Nabi digali sedalam-dalamnya sampai bertemu
dengan lapisan tanah yang mengandung air. Kemudian galian tersebut diurug
dengan lempengan dan bongkahan tembaga hingga penuh sampai di permukaan bumi. Sampai
sekarang di sekeliling hujrah Nabi di dalamnya terdapat beton yang terbuat dari tembaga. Hal ini dilakukan agar tidak timbul
kekhawatiran di kalangan umat Islam, jenazah Nabi Muhammad S.A.W akan dicuri
orang.
Sumber :
C. Israr 1978 "Sejarah Kesenian
Islam." Jakarta, Bulan Bintang
Penulis :
Slamet Priyadi, Pangarakan, Bogor